GUMBREKAN ( ULANG TAHUNNYA HEWAN )

ard 28 September 2017 15:36:48 WIB

selamat ulang tahun hewan!!

 

Umbulrejo ( SIDA ) Kemis Legi 8 Suro 1951 Tahun Dal / Kamis 28 September 2017, GUMBREKAN, mungkin kita sering mendengar kata gumbrekan, atau bahkan asing dengan bahasa itu? Nah di sini saya juga tertarik untuk membahas hal itu, dari pelaksanannya, maknanya tujuan dan sejarah gumbrekan itu sendiri. 

 

Arti dari gumbrekan dari pembicaraan warga sekitar rumah saya dan info yang saya dapat dari orang tua saya adalah ulang tahun rojo koyo, atau hewan ternak khususnya sapi dan kerbau, atau lebih ringkasnya selametan untuk sapi atau hewan ternak. Jadi setiap orang yang memiliki sapi dan kerbau masih melaksanakan adat ini, kalau di daerah JOgja dan jawa tengah biasanya memiliki hitungan kalender sendiri dan ini yang di sebut oleh masyarakat Jogja dengan gumbreg gedhe.

 

  1. Latar Belakang Gumbrekan 

 

Orang yang mengerti tentang sejarah gubrekan, adalah orang yang mendalami agama Islam dan kebudayaan dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa masyarakat yang masih mengetahui sejarah gubrekan dan kaitannya dengan Nabi Sulaiman, bukan Dadung Awuk. Namun sayangnya saat ini makna yang ada pada jenis makanan di gubrekan sudah tidak diketahui lagi oleh masyarakat luas. Masyarakat awam akan menganggap bahwa melaksanakan gubrekan adalah salah satu tradisi yang harus dilestarikan, dan tidak harus mengetahui makna yang ada di dalamnya. Jadi, orang yang berbudaya bukan berarti meninggalkan orang yang meninggalkan agama, begitu juga sebaliknya.

Agama juga memiliki kaitan dengan seni. Hal ini tentu saja sesuai dengan pendapat Kuntowijoyo (2006:70) yang mengatakan bahwa “… agama dan seni pada mulanya secara empiris mempunyai hubungan yang erat. Agama mempunyai unsur ritual, emosional, kepercayaan, dan rasionalisasi. Dengan dua unsur pertama, agama dan seni saling berkaitan…(Red)”.

Dalam sebuah buku dikatakan bahwa suatu institusi atau kegiatan budaya dikatakan fungsional manakala memberikan andil bagi adaptasi atau penyesuaian sistem tertentu, dan disfungsional apabila melemahkan adaptasi (Kaplan & Manner, 82). Berdasarkan kenyataan di masyarakat dapat dilihat bahwa kegiatan budaya bersifat fungsional karena di dalamnya terjadi kontak sosial sehingga memungkinkan terjadinya kelangsungan kebudayaan dalam masyarakat itu. 

 

  1. Sejarah Gumbrekan

 

Tradisi gubrekan sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dilestarikan oleh masyarakat. Seperti yang sudah diketahui, bahwa kebudayaan Hindu membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap kebiasaan masyarakat di Indonesia. Bahkan kebiasaan itu terbawa ketika agama Islam mulai masuk. Salah satu tradisi Hindu yang sampai sekarang masih ada yaitu gubrekan. Masyarakat zaman dulu meyakini bahwa dunia ini ada yang memelihara. Keyakinan mereka adalah apa yang pada saat ini disebut sebagai animisme dan dinamisme. 

 

Diceritakan bahwa pada zaman dulu dunia ini dipelihara oleh Dadung Awuk. Dalam episod wayang diceritakan bahwa Dadung Awuk adalah seorang raksasa penggembala kerbau Andanu milik Betari Durga. Penjaga ini selalu menjaga kerbau-kerbau tersebut di hutan Krendawahana. Namun akhirnya Dadung Awuk mengabdi kepada Werkudara karena berhasil dikalahkan dalam sebuah pertarungan. Masyarakat zaman dulu percaya bahwa Dadung Awuk adalah pemelihara kerbau/sapi. Maka dari itu mereka menaruh kepercayaan kepada Dadung Awuk sebagai pelindung hewan ternaknya.

 

Setelah agama Islam masuk, keyakinan yang ada dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat menganggap bahwa penguasa para hewan adalah Nabi Sulaiman. Dia dianggap sebagai penguasa hewan karena diberi mukjizat oleh Allah berupa dapat berbicara dengan semua hewan. Sebagai masyarakat yang beriman, masyarakat mengadakan sedekah melalui tradisi gubrekan. 

 

  1. Waktu dan Pelaksanaan.

 

pelaksanaan acara ini adalah di waktu Jumat pahing dan tujuh kali jumat pahing berikutnya, dan biasanya yang rutin itu setiap jumat pahing setelah lebaran ketupat atau “riyoyo cilik” jawa, inilah saat ramai2nya orang melakukan gumbrekan. Dan masyarakat Mulyorejo dan sekitarnya biasanya sebelum pelaksanan gubrekan ini merekan mendapatkan kabar dari luar daerah, dan kalau tidak ada kabar mereka tidak akan melakukan selametan hewan ini.

Urutan pelaksanaan selamatan ini cukup panjang. Pagi hari, perempuan mulai membuat makanan untuk sedekah berupa jadah, kupat, lepet, sompil, dan sambel gepeng. Beberapa masyarakat menambahkan sayur kentang atau sayur tahu. Biasanya para laki-laki membantu untuk menyiapkan daun bambu dan daun kelapa (janur). Selain itu juga membantu untuk membuat kupat (ketupat).

Namun saat ini sudah lebih ringkas (yang saya tahu) hanya sekedar membuat ketupat dan lontong saja tak serumit yang dulu. Dan kadang terserah si empunya hewan kalau mapu biasanyanya membuat lebih dari kebutuhan artinya, missal hanya butuk empat ketupat mereka membuat lebih dari empat dan kalau bias lebih dari sekedar mebuat ketupat saja mereka akan membuat lemper dan yang lainnya.

Sebelum jumat pahing orang2 ini mempersiapkan dan memasak semua yang di butuhkan dan pada pagi harinya yang sudah jatuh waktunya jumat pahing oaring orang ini memberian tiga ketupatnya kepada sapi-sapi mereka, tapi sebelum di kasihkan makan untuk sapi, biasanya si empunya memutar2 kupat tersebut di depan atau muka si sapi sebanyak tiga kali dan berdoa semoga dengan makan ketupat ibni sapi tetap sehat dan bias memberika rizki kepada yang merawatnya.

Dan jika semua sudah di lakukan selesailah acara gumbrekan, kalau dulu masih mengundang tetangga sekitar sekarang sudah sedikit yang mengundang tetangga.

 

  1. Tujuan

 

Rata rata dari masyarakat sekitar saya mereka melaksanakan gumbrekan ini hanya semata mata ingin hewan ternaknya selamat dan aman dari penyakit, dan tetap bisa membantu mereka dalam bekerja (Dulu untuk mebajak sawah) dan tidah ada tujuan lain lagi hanya untuk keselamatan dan kesuburan hewan ternaknya supaya bisa berkembang biak dengan cepat dan normal itu saja. ( dihimpun dari berbagai Informasi / BPS )

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung