YANG PERLU DISIAPKAN PADA MASA MUSIM TANAM PERTAMA

ard 21 September 2018 07:48:04 WIB

SOSIALISASI MUSIM TANAM PERTAMA, DESA UMBULREJO, KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Kamis, 20 September 2018

 

Musim tanam padi akan mulai tiba di Umbulrejo pada masa tanam pertama. Namun dengan makin sulit ditebaknya kondisi iklim, petani harus terlebih dahulu mengenal varietas padi yang adaptif terhadap perubahan iklim sebelum mulai beraktifitas turun ke sawah

Seperti diketahui, upaya peningkatan produksi beras menghadapi kendala seperti makin terbatasnya ketersediaan air pengairan dan sumber air, perubahan iklim akibat pemanasan global, kecenderungan peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman. Strategi yang dapat ditempuh untuk menyelamatkan produksi padi adalah penyesuaian pola tanam, penerapan teknologi adaptif, terutama varietas adaptif dan tahan perubahan iklim, teknologi antisipasi dan pengendalian, teknologi panen dan pasca panen serta pengelolaan sumberdaya, terutama lahan dan air.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah melakukan perbaikan teknik budidaya padi sawah dan varietas unggul. Selain berdaya hasil tinggi sekitar 5-8 ton/ha, beberapa varietas tersebut berumur pendek, tahan terhadap OPT tertentu, toleran terhadap banjir maupun kekeringan, responsif terhadap pemupukan, serta rasa nasi yang sesuai dengan preferensi masyarakat. Upaya tersebut akan lebih optimal melalui pendekatan operasional dengan memperhatikan informasi antar musim dan waktu tanam yang tepat.

Variabilitas iklim antar musim tanam semakin meningkat dalam dasawarsa terakhir, baik pada Musim Tanam (MT) I, MT II maupun MT III. Kondisi demikian akan berdampak kepada tingkat kerawanan bencana baik banjir, kekeringan, maupun perkembangan OPT tertentu. Dengan demikian informasi penggunaan varietas dan kebutuhan benih dengan memperhatikan musim tanam sangat diperlukan.

Pengintegrasian informasi sifat musim, baik tahun kering, tahun normal maupun tahun basah pada setiap musim baik pada MT I, MT II maupun MT III dalam pengembangan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu (SI Katam Terpadu) merupakan salah satu langkah operasional dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

Pendekatan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi pengambil kebijakan dalam memutuskan waktu dan pola tanam ideal serta kebutuhan benih/varietas yang harus disiapkan untuk meminimalisir kerugian akibat anomali maupun reabilitas iklim antar musim. Rekomendasi varietas dan kebutuhan benih yang tepat pada suatu wilayah berdasarkan informasi tingkat kerawanan, kekeringan, maupun OPT tertentu sangat diperlukan agar dapat memberikan hasil yang optimal.

 

Varietas Unggul

Serangan hama/penyakit, dan kekeringan hampir selalu terjadi setiap tahun. Intensitas dan frekuensi serangannya semakin meningkat. Salah satu penyebabnya dipicu intensitas dan frekuensi perubahan iklim yang makin meningkat dalam dasawarsa terakhir.

Menurut Susanto (2003) varietas unggul merupakan teknologi yang mudah, murah dan aman dalam penerapan, serta efektif meningkatkan hasil. Teknologi tersebut mudah, karena petani tinggal menanam, murah karena varietas unggul yang tahan hama misalnya, memerlukan insektisida jauh lebih sedikit daripada varietas yang peka.

Varietas unggul relatif aman, karena tidak menimbulkan polusi dan perusakan lingkungan. Komponen teknologi baru dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) lebih cepat diadopsi petani dibanding komponen teknologi lainnya. Peningkatan produksi yang dihasilkan melalui penggunaan VUB lebih cepat dirasakan petani, dan meningkatkan produksi lebih tinggi. Introduksi VUB dapat meningkatkan produksi sekitar 15-35%.

Pada periode 1943-2007 Balitbangtan telah melepas varietas unggul padi sawah sebanyak 190 varietas. Sampai kini, varietas padi aktual di hampir seluruh wilayah Indonesia masih didominasi oleh varietas Ciherang. Kecuali di Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dan Papua. Varietas dominan berikutnya adalah Mekongga dan Cigeulis yang pada umumnya tersebar di Sumatera, Sulawesi dan Maluku.

Rekomendasi VUB seperti Inpari 1, Inpari 10, dan Inpari 13 serta Mekongga banyak disarankan di wilayah Sumatera kecuali di Sumatera Barat  yang direkomendasikan varietas lokal seperti Batang Piaman dan Batang Lembang. Untuk wilayah Jawa, Bali, NTT dan NTB, banyak direkomendasi  Inpari 10, Inpari 13, serta Mekongga.

Untuk wilayah Kalimantan, pada lahan beririgasi Mekongga dan pada lahan rawa Inpara 1, Inpara 2, dan Inpara 4. Untuk wilayah Indonesia Timur seperti di Sulawesi, Maluku, dan Papua direkomendasikan Inpari 10, serta varietas lokal seperti Tukad Unda, Tukad Balian dan Way Apo Buru.

Rekomendasi varietas untuk mengantisipasi perubahan iklim sangat tergantung dari informasi tingkat kerawanan terhadap bencana baik banjir, kekeringan, maupun OPT. Pada wilayah dengan sifat hujan normal varietas yang direkomendasikan adalah padi spesifik lokasi baik VUB maupun lokal dengan memperhatikan kondisi agroekologis (Iahan sawah, lahan kering, lahan rawa maupun preferensi masyarakat atau konsumen masing-masing wilayah). Agus Sutarman (Penyuluh Pertanian BPPSDMP Kementan)/bps.

Tabel. Teknologi Tanaman Padi Adaptif Perubahan Iklim

Jenis/Kelompok Teknologi

Varietas

Varietas unggul adaptif rendah emisi gas rumah kaca

Ciherang, Cisantana, Tukad Balian, Mamberamo, IR 36, Way Apoburu dan Dodokan

Varietas toleran salinitas

Way Apoburu, Margasari, Lambur, Bayuasin, Indragiri, Siak Raya, Pakali, Dendang, Selalan, IR 42, Mendawai dan TS-1

Varietas tahan kekeringan

Dodokan, Inpago 5, Inpari 1, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 12, Situ Bagendit, Situ Patenggang, Towuti, Gajah Mungkur, Silugonggo, Kelimutu, Jatiluhur, Way Rarem

Umur genjah

Dodokan, Silunggonggo, Inpari 10, Inpari 11, Inpari 12, Inpari 13, Situbagendit dan Mekongga

Tahan rendaman/genangan

Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, Ciherang Sub 1, IR 64 Sub 1, berbagai varietas padi rawa

Tahan OPT wereng batang coklat

Inpar 2, Inpari 3, Inpari 6 dan Inpari 13

 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung